Jakarta, 26 Juli 2025 – MAKO Rilis Lagu Di tengah meningkatnya kesadaran terhadap isu kesehatan mental, dr. Rayhan Maditra, Sp.KJ—atau yang dikenal dengan nama panggung MAKO—kembali merilis sebuah karya musik penuh makna bertajuk “Hidupmu”. Lebih dari sekadar lagu, “Hidupmu” hadir sebagai bentuk pelukan emosional bagi mereka yang tengah berjuang dengan luka batin dan kondisi mental yang penuh tantangan.
Lagu ini resmi dirilis pada 28 Juni 2025, dan secara khusus terinspirasi dari pengalaman pribadi Rayhan selama menempuh pendidikan sebagai psikiater. Dalam wawancara eksklusif bersama Popbela, ia membagikan proses kreatif di balik lagu tersebut, serta bagaimana dukungan keluarga, terutama sang istri, Isyana Sarasvati, menjadi elemen penting dalam perjalanan bermusiknya.

MAKO Rilis Lagu Terinspirasi dari Cerita Nyata Para Pejuang Mental Health
MAKO rilis lagu “Hidupmu” sebagai bentuk penghormatan dan penguatan untuk mereka yang tengah berjuang menghadapi depresi, kecemasan, hingga pemikiran untuk mengakhiri hidup.
Poin-poin utama inspirasi lagunya:
- Terinspirasi dari kisah nyata pasien dan individu yang ia temui selama pendidikan psikiatri.
- Lagu ini menggambarkan perasaan terdalam mereka yang merasa sendiri dan terjebak dalam rasa putus asa.
- MAKO ingin mengingatkan pendengar bahwa “hidup mereka tetap bermakna, layak diperjuangkan, dan tidak harus dilalui sendirian.”
“Lagu ini aku persembahkan untuk mereka yang pernah berbagi kisah, dan juga untuk semua orang yang sedang dalam proses memulihkan diri,” ungkap MAKO.
Musik sebagai Pelipur Lara: Kolaborasi Antara Seni dan Ilmu
Meski berprofesi sebagai psikiater, Rayhan tidak pernah melepas kecintaannya terhadap musik. Ia justru memilih menjadikan musik sebagai media alternatif penyembuhan jiwa.
Langkah konkret yang ia ambil:
- Menggabungkan pendekatan keilmuan psikologi dengan ekspresi artistik melalui musik.
- Menjadikan karya-karya musiknya sebagai ruang untuk berbagi pesan tentang pentingnya kesadaran dan dukungan terhadap isu mental health.
- Memberikan harapan melalui lirik dan melodi yang menyentuh, agar pendengar merasa tidak sendirian.
Latar Belakang Musik Kuat dari Keluarga
Ketertarikan MAKO terhadap musik bukan datang tiba-tiba. Sejak kecil, ia tumbuh di tengah keluarga yang sangat mencintai musik.
Fakta menarik seputar latar belakangnya:
- Ayahnya adalah seorang dosen yang tergabung dalam band kampus dan memainkan bass.
- Ibunya pernah bernyanyi dalam grup musik keluarga yang beranggotakan lima saudara perempuan dan bahkan sempat merilis kaset.
- Musik juga yang menyatukan kedua orang tuanya saat masih mahasiswa.
“Kalau bukan karena musik, mungkin aku nggak ada di dunia ini,” ungkap Rayhan dengan nada hangat.
Pilihan Karier yang Unik: Antara Psikiatri dan Musik
Alih-alih meniti karier penuh di jalur seni, Rayhan justru memilih jalur medis—khususnya psikiatri—karena keinginannya memahami manusia secara lebih mendalam.
Alasan utama Rayhan memilih profesi psikiater:
- Tertarik dengan dinamika pikiran dan emosi manusia yang kompleks.
- Ingin mempelajari bagaimana interaksi sosial dapat memengaruhi kondisi psikis seseorang.
- Merasa terpanggil untuk membantu orang lain menghadapi masalah mental secara ilmiah dan empatik.
Namun demikian, ia tetap konsisten memproduksi musik sebagai bentuk kontribusi sosial yang emosional dan menyentuh.
Peran Isyana Sarasvati: Istri, Sahabat, dan Pendukung Setia
Dalam perjalanan menciptakan lagu-lagunya, dukungan sang istri menjadi fondasi yang tidak tergantikan. Isyana Sarasvati, musisi ternama Indonesia sekaligus istrinya, menjadi sosok pertama yang meyakinkan Rayhan untuk tidak meninggalkan musik.
Kontribusi Isyana dalam karier musik MAKO:
- Memberikan semangat untuk menggabungkan profesi medis dengan karya seni.
- Sering berdiskusi kreatif soal lirik dan komposisi musik.
- Menjadi inspirasi dalam cara menyampaikan pesan dari hati lewat lagu.
“Isyana bilang, ‘apa yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati orang lain’. Itu jadi prinsipku dalam menulis lagu,” tutur MAKO.
Mencegah Self-Harm dan Bunuh Diri Lewat Musik
Lagu “Hidupmu” tak hanya menyentuh, tetapi juga mengandung misi preventif. MAKO secara tegas menyatakan bahwa lagunya ditujukan untuk mencegah kasus self-harm dan bunuh diri yang terus meningkat di berbagai kalangan.
Pesan utama lagu “Hidupmu”:
- Kamu tidak sendirian.
- Ada harapan, bahkan dalam kegelapan yang paling pekat.
- Hidup ini tidak selalu mulus, namun selalu layak dijalani.
- Rehat sejenak bukan berarti menyerah; justru itulah kekuatan sejati.
Support System dan Musik sebagai Penyelamat
Dalam penutup wawancaranya, MAKO menekankan pentingnya memiliki support system—baik berupa teman, keluarga, ataupun musik itu sendiri. Ia meyakini bahwa kehadiran orang lain dapat menjadi jembatan antara keputusasaan dan harapan.
Beberapa pesan penting dari MAKO:
- Interaksi sosial dapat menyelamatkan nyawa.
- Musik adalah alat universal untuk menyampaikan perasaan dan menciptakan rasa didengar.
- Bahkan pendengar lagu bisa menjadi “penyembuh diam-diam” bagi orang lain.
“Mendengarkan adalah bentuk dukungan paling sederhana, tapi juga paling kuat,” pungkasnya.
Musik, Jiwa, dan Makna Hidup
MAKO rilis lagu “Hidupmu” menjadi bukti bahwa profesi dan passion bisa berjalan berdampingan. MAKO tidak hanya menyentuh jiwa lewat sesi konseling, tetapi juga lewat nada dan lirik yang merangkul pendengarnya. Ia membuktikan bahwa musik bisa menjadi bahasa penyembuhan—yang tak hanya didengar, tetapi juga dirasakan.
Jika kamu tengah merasa sendiri atau kehilangan arah, dengarkan “Hidupmu”. Mungkin, lewat lagu ini, kamu akan menemukan sedikit terang dalam perjalanan yang berat.