Kolaborasi Sejauh Mata Memandang dan TULUS Hadirkan Pameran “Pasar Kita”, Rayakan Budaya dan Keberlanjutan

JAKARTA — Sejauh Mata Memandang dan TULUS Hadirkan Pameran Sejauh Mata Memandang (SMM), brand tekstil lokal yang dikenal dengan prinsip slow fashion dan keberlanjutan, resmi meluncurkan koleksi terbarunya hasil kolaborasi dengan musisi kenamaan Indonesia, TULUS. Karya bersama ini diperkenalkan kepada publik melalui sebuah pameran bertajuk “Pasar Kita”, yang sekaligus menjadi bentuk perayaan menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.

Pameran ini bukan hanya menampilkan koleksi busana. Lebih dari itu, ia menjadi panggung bagi gagasan bersama yang memadukan seni, nilai budaya lokal, dan kepedulian terhadap lingkungan serta ekonomi kreatif.

Kolaborasi Lintas Karya: Musik dan Visual Berpadu Harmonis

Kolaborasi antara SMM dan TULUS melahirkan karya yang unik dan penuh makna. Menggabungkan sketsa tangan dan interpretasi lirik ciptaan TULUS dengan identitas visual khas Sejauh Mata Memandang, koleksi ini menjadi cerminan harmoni antara ekspresi artistik dan kesadaran sosial.

Chitra Subyakto, Pendiri sekaligus Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, mengungkapkan bahwa semangat gotong royong di pasar rakyat menjadi inspirasi utama dalam penggarapan koleksi ini.

“Kami sangat antusias menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia dengan menghadirkan pameran yang mengangkat nilai-nilai pasar rakyat—ruang yang sarat kebersamaan, kehidupan sosial, dan budaya lokal,” ujarnya dalam pembukaan pameran yang digelar di Jakarta.

Respons terhadap Tantangan Industri Fesyen

Tak hanya merayakan budaya, pameran “Pasar Kita” juga hadir sebagai respons kritis terhadap situasi ekonomi Indonesia yang semakin menantang. Industri tekstil dan fesyen, khususnya yang berbasis padat karya, kini tengah menghadapi tekanan besar akibat penurunan daya beli, mahalnya bahan baku, serta ketatnya kompetisi global.

Melalui inisiatif ini, SMM berusaha membuka ruang kolaborasi lintas sektor sekaligus mendukung pelaku UMKM dan artisan lokal agar tetap mampu bertahan dan berkembang.

“Lewat ‘Pasar Kita’, kami ingin menghadirkan wadah kurasi untuk para mitra dari Studio Sejauh di berbagai daerah di Indonesia,” tambah Chitra.

Pameran Berkonsep Ramah Lingkungan dan Sirkular

Komitmen terhadap keberlanjutan benar-benar terasa dalam setiap elemen pameran. 90% instalasi dirancang dari bahan daur ulang dan upcycle. Panel kayu modular yang sebelumnya digunakan di acara SMM lainnya kembali dimanfaatkan, sementara kain perca dari sisa produksi disulap menjadi ornamen dekoratif yang artistik.

Area kasir di Warung Pop-Up Sejauh pun dihiasi dengan ubin semen Tegel Kunci bermotif ayam, ikon visual yang telah menjadi bagian dari identitas jenama ini.

Sejauh Mata Memandang dan TULUS Hadirkan Pameran

Menjadi Panggung UMKM Kreatif dari Penjuru Nusantara

Tak hanya menampilkan koleksi busana, pameran “Pasar Kita” juga menjadi ruang ekspresi bagi sejumlah UMKM dan artisan lokal. Sejumlah nama yang ikut berpartisipasi di antaranya adalah Cusia by Shibiru, Craft Denim, Gekiori, Sakombu, Toja Indonesia, Kait Handmade, dan Vitarlenology. Setiap karya yang dipamerkan merepresentasikan keahlian dan kreativitas dari tangan-tangan berbakat di berbagai pelosok Indonesia.

TULUS: Kolaborasi Ini Sangat Personal

TULUS, yang tak hanya dikenal lewat karya musiknya yang puitis dan reflektif, mengaku merasa selaras secara nilai dalam kolaborasi ini. Ia menyatakan kegembiraannya bisa kembali bekerja sama dengan SMM, setelah sebelumnya terlibat dalam program Teman Gajah TULUS.

“Saya merasa kolaborasi ini sangat personal. Saya juga sedang berusaha memperpanjang umur pakai pakaian yang saya miliki, dan kolaborasi ini menghubungkan musik, gaya hidup berkesadaran, serta relasi manusia dengan bumi,” ungkapnya.


Kesimpulan: “Pasar Kita”, Ruang Kolaborasi Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Pameran “Pasar Kita” bukan sekadar perayaan mode atau seni visual, tetapi juga sebuah pernyataan bersama tentang pentingnya menjaga budaya, mendukung ekonomi lokal, dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Kolaborasi antara Sejauh Mata Memandang dan TULUS menjadi contoh nyata bagaimana seni, musik, dan fashion bisa berpadu demi membawa perubahan yang berdampak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *